Latest Products
Penemu Mesin Diesel Pertama di Dunia

Penemu Mesin Diesel Pertama di Dunia


Rudolf Christian Karl Diesel adalah sarjana mesin dari Jerman dan merupakan penemu dari Mesin Diesel.

Diesel lahir di Paris, Perancis pada tahun 1858 dari orangtua yang berkebangsaan Jerman dan berimigrasi ke Perancis. Sebagian masa kecil Diesel dihabiskan di Perancis sampai meletusnya perang Franco-Prussian di tahun 1870. Keluarganya terpaksa mengungsi pindah ke London, Inggris. Dan menjelang perang berakhir, ibunya mengirim Rudolf Diesel yang masih berusia 12 tahun untuk tinggal di Augsburg bersama paman dan bibinya agar dapat berbicara dalam bahasa Jerman dan bersekolah di Royal County Trade School, dimana pamannya menjadi mengajarkan matematika disana.

Pada usia 14 tahun, Rudolf Diesel mengirimkan surat kepada orangtuanya yang berisikan cita-citanya untuk menjadi seorang insinyur, dan setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menjadi murid terbaik di kelasnya pada tahun 1873, dia melanjutkan sekolahnya di School of Augsburg. Selanjutnya pada tahun 1875, dia menerima beasiswa dari Royal Bavarian Polytechnic di Munich, dimana saat itu Rudolf Diesel terpaksa menentang keinginan orangtuanya yang kesulitan keuangan dan mengharapkan agar Rudolf mulai bekerja untuk mencari penghasilan.

Sambil kuliah, Rudolf Diesel bekerja di sebuah pabrik dan mendapatkan banyak pengalaman dari tempatnya bekerja. Pada tahun 1880, Diesel lulus dari universitasnya dan mendapatkan kehormatan sebagai murid dengan nilai akademik terbaik.

Rudolf Diesel mengadakan penelitian, bagaimana agar penggunaan bahan bakar pada suatu mesin menjadi lebih efisien. Dia tahu bahwa mesin-mesin uap yang ada pada jamannya, hanya memiliki tingkat efisiensi sebesar 10-15%. Dia kemudian merancang sebuah mesin dengan bahan bakar yang disemprotkan kedalam ruang kompresi dimana bahan bakar tersebut akan terbakar akibat panas yang timbul akibat kompresi. Mesin inilah yang kita kenal sekarang dengan Mesin Diesel. Impian Diesel untuk menciptakan mesin dengan efisiensi tinggi menjadi tercapai, karena sumber bahan bakar untuk mesin diesel yang dipakai sekarang dan kita kenal dengan nama 'diesel' adalah minyak sisa dari hasil penyaringan bensin.

Setelah kematian Rudolf Diesel, mesin diesel menjadi pengganti mesin uap. Mesin Diesel adalah mesin yang berat dan memiliki bentuk yang lebih kaku dan kokoh dari mesin bensin sehingga mesin diesel tidak digunakan untuk mesin pesawat terbang, tetapi mesin diesel berkembang luas sehingga banyak dipakai oleh pabrik, kapal laut, kapal selam, lokomotif dan mobil modern. Mesin diesel mempunyai keuntungan karena lebih irit bahan bakar daripada mesin dengan bahan bakar bensin. Rudolf Diesel khususnya tertarik untuk menggunakan abu batu bara ataupun minyak sayur sebagai bahan bakar, dan kenyataannya, mesin yang dirancangnya memang dapat berjalan dengan menggunakan minyak sayur.


Sumber :www.blogceria.com

Rudolf Christian Karl Diesel adalah sarjana mesin dari Jerman dan merupakan penemu dari Mesin Diesel.

Diesel lahir di Paris, Perancis pada tahun 1858 dari orangtua yang berkebangsaan Jerman dan berimigrasi ke Perancis. Sebagian masa kecil Diesel dihabiskan di Perancis sampai meletusnya perang Franco-Prussian di tahun 1870. Keluarganya terpaksa mengungsi pindah ke London, Inggris. Dan menjelang perang berakhir, ibunya mengirim Rudolf Diesel yang masih berusia 12 tahun untuk tinggal di Augsburg bersama paman dan bibinya agar dapat berbicara dalam bahasa Jerman dan bersekolah di Royal County Trade School, dimana pamannya menjadi mengajarkan matematika disana.

Pada usia 14 tahun, Rudolf Diesel mengirimkan surat kepada orangtuanya yang berisikan cita-citanya untuk menjadi seorang insinyur, dan setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menjadi murid terbaik di kelasnya pada tahun 1873, dia melanjutkan sekolahnya di School of Augsburg. Selanjutnya pada tahun 1875, dia menerima beasiswa dari Royal Bavarian Polytechnic di Munich, dimana saat itu Rudolf Diesel terpaksa menentang keinginan orangtuanya yang kesulitan keuangan dan mengharapkan agar Rudolf mulai bekerja untuk mencari penghasilan.

Sambil kuliah, Rudolf Diesel bekerja di sebuah pabrik dan mendapatkan banyak pengalaman dari tempatnya bekerja. Pada tahun 1880, Diesel lulus dari universitasnya dan mendapatkan kehormatan sebagai murid dengan nilai akademik terbaik.

Rudolf Diesel mengadakan penelitian, bagaimana agar penggunaan bahan bakar pada suatu mesin menjadi lebih efisien. Dia tahu bahwa mesin-mesin uap yang ada pada jamannya, hanya memiliki tingkat efisiensi sebesar 10-15%. Dia kemudian merancang sebuah mesin dengan bahan bakar yang disemprotkan kedalam ruang kompresi dimana bahan bakar tersebut akan terbakar akibat panas yang timbul akibat kompresi. Mesin inilah yang kita kenal sekarang dengan Mesin Diesel. Impian Diesel untuk menciptakan mesin dengan efisiensi tinggi menjadi tercapai, karena sumber bahan bakar untuk mesin diesel yang dipakai sekarang dan kita kenal dengan nama 'diesel' adalah minyak sisa dari hasil penyaringan bensin.

Setelah kematian Rudolf Diesel, mesin diesel menjadi pengganti mesin uap. Mesin Diesel adalah mesin yang berat dan memiliki bentuk yang lebih kaku dan kokoh dari mesin bensin sehingga mesin diesel tidak digunakan untuk mesin pesawat terbang, tetapi mesin diesel berkembang luas sehingga banyak dipakai oleh pabrik, kapal laut, kapal selam, lokomotif dan mobil modern. Mesin diesel mempunyai keuntungan karena lebih irit bahan bakar daripada mesin dengan bahan bakar bensin. Rudolf Diesel khususnya tertarik untuk menggunakan abu batu bara ataupun minyak sayur sebagai bahan bakar, dan kenyataannya, mesin yang dirancangnya memang dapat berjalan dengan menggunakan minyak sayur.


Sumber :www.blogceria.com
Penemu Mesin Diesel Pertama di Dunia
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-vdilqSG7lTvI9PJbIghJfwM73Ge4P6VlFh-kwTfsiqnXvyuf8AHT8YOKB3xt15As-P1KD2ahrAI_tHHQUrsoN-933Y4uJRnrIRIeYqiXcZ9deevbH43kQyzWnHWGyf577eSKAgMWVJs/s72-c/rudolf-christian-karl-diesel.jpg
View detail
Pengantar Direksi

Pengantar Direksi

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya menuntun kami menghadirkan CV.RIAU MUDA MANDIRI menjadi mitra yang handal dan terpercaya. Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya serta diberikan limpahan rezeki.CV.RIAU

MUDA MANDIRI merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Supplier Suku Cadang dan Service Maintenance. Dalam pengembangannya, kami lebih memfokuskan diri ke perdagangan suku cadang genset dan forklift.

CV.RIAU MUDA MANDIRI memiliki visi “Menjadi Mitra Bisnis yang Terpercaya”. Oleh sebab itu, kami berkomitmen menjadi mitra yang baik membangun hubungan jangka panjang yang produktif, kolaboratif, saling mempercayai dan memberikan manfaat.

Keberadaan kami sangat diperhitungkan, karena kami mampu memberikan 3 point berikut yang jauh lebih baik, bahkan sulit untuk disaingi oleh kompetitor yang ada, yaitu :

1. Menjual suku cadang genuine.
2. Harga jual yang kompetitif.
3. Layanan jasa cepat, tepat, dan bergaransi.

Kami menerapkan menajemen modern yang simple tapi efektif dan efisien. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip profesionalisme dan perundang-undangan yang berlaku diwilayah hukum Republik Indonesia. Sebagai “garansi” kami menjadi mitra bisnis yang terpercaya.

Demikian kata sambutan dalam Company Profile ini kami sampaikan, Semoga dapat membukakan berbagai peluang kerjasama yang baik dan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa. Tumbuh dan berkembang meraih kesuksesan bersama.

Salam Hangat dan Sukses Selalu,
Hormat Kami,
CV.Riau Muda Mandiri



Direksi   
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya menuntun kami menghadirkan CV.RIAU MUDA MANDIRI menjadi mitra yang handal dan terpercaya. Semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya serta diberikan limpahan rezeki.CV.RIAU

MUDA MANDIRI merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Supplier Suku Cadang dan Service Maintenance. Dalam pengembangannya, kami lebih memfokuskan diri ke perdagangan suku cadang genset dan forklift.

CV.RIAU MUDA MANDIRI memiliki visi “Menjadi Mitra Bisnis yang Terpercaya”. Oleh sebab itu, kami berkomitmen menjadi mitra yang baik membangun hubungan jangka panjang yang produktif, kolaboratif, saling mempercayai dan memberikan manfaat.

Keberadaan kami sangat diperhitungkan, karena kami mampu memberikan 3 point berikut yang jauh lebih baik, bahkan sulit untuk disaingi oleh kompetitor yang ada, yaitu :

1. Menjual suku cadang genuine.
2. Harga jual yang kompetitif.
3. Layanan jasa cepat, tepat, dan bergaransi.

Kami menerapkan menajemen modern yang simple tapi efektif dan efisien. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip profesionalisme dan perundang-undangan yang berlaku diwilayah hukum Republik Indonesia. Sebagai “garansi” kami menjadi mitra bisnis yang terpercaya.

Demikian kata sambutan dalam Company Profile ini kami sampaikan, Semoga dapat membukakan berbagai peluang kerjasama yang baik dan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa. Tumbuh dan berkembang meraih kesuksesan bersama.

Salam Hangat dan Sukses Selalu,
Hormat Kami,
CV.Riau Muda Mandiri



Direksi   
Pengantar Direksi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhem7Fe8UfGxRlWG1E9YeU6EKCpR8MIH3HfHXNHGAftMKWgEsOvzP69A9sesj1xlcGun8wxkKG8Feie-d6pRS8RCuF0NHyIFoF295jVERmpVO4zx62B8MkQw-dkeDav76qb2v6y8Zk_nEk/s72-c/deal.jpg
View detail
PROFIL PERUSAHAAN

PROFIL PERUSAHAAN

I. Visi
“Menjadi mitra bisnis yang terpercaya”.

II. Misi
Mengembangkan kemampuan bersaing dalam hal; harga jual, tepat waktu, kualitas, dan biaya      operasional rendah.
  1. Pertumbuhan sumber daya perusahaan (manusia dan asset perusahaan) yang signifikan, baik kualitas maupun kuantitas.
  2. Meningkatkan dan menjaga kepercayaan mitra bisnis.
  3. Mengembangkan suatu sistem kerja yang efektif, efisien, dan terstandarisasi.


III. Sekilas Perusahaan
          Awalnya CV.Riau Muda Mandiri merupakan suatu perkumpulan orang-orang yang memiliki pengalaman di bidang heavy equiment. Karena intensitas pertemuan dan support dari teman-teman, hingga muncul suatu ide “ingin menjadikan perkumpulan ini menjadi suatu oraganisasi komersil legal yang profesional”.
Pada tanggal 26 September 2012 dibentuklah suatu organisasi komersil yang legal dalam bentuk badan hukum CV dengan visi “Menjadi mitra bisnis yang terpercaya”.
          Pengalaman pribadi dari pengurus yang dituangkan menjadi pengalaman perusahaan  mampu menyediakan suku cadang mesin listrik/Generating Set, Farm Tractors/Traktor Pertanian, , Forklift, Vibrating Rollers dan alat-alat berat lainnya terutama dalam penggunaan di area perkebunan, Industri, perkantoran, hotel dan lain sebagainya. Dengan pengalaman dan jaringan yang diperoleh sewaktu bekerja di salah satu dealer Alat Berat terkemuka di Indonesia serta tekad untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru ditengah geliat pembangunan di Riau dan kota-kota lainnya, maka mulai merintis usaha sebagai General Supplier dengan produk-produk yang bermerek (PERKINS, FG Wilson, Cummins, Caterpillar, Farm Tractor, Messey Ferguson, TOYOTA Forklift, dan Vibrating Roller SAKAI, dan lain-lain) dengan harga bersaing dan keaslian suku cadang (genuine).
           Seiring dengan berjalannya waktu, selain merek suku cadang diatas kami “CV. RIAU MUDA MANDIRI juga menyediakan suku cadang untuk komponen lainnya, dengan merk maupun model yang berbeda serta barang-barang yang dibutuhkan oleh pelanggan terutama area perkebunan kelapa sawit dan industri seperti berbagai macam komponen kelistrikan, alat-alat berat, dan lainnya.
           Mengingat komitmen dari CV. RIAU MUDA MANDIRI bagaimana memberikan kepuasan pada pelanggan selain dari suku cadang yang berkualitas kami juga siap menyediakan tenaga ahli/mekanik untuk mendukung unit-unit yang dimiliki oleh pelanggan dalam hal jasa perbaikan dan perawatan (kontrak maintenance, service, dan overhaul).
           Didalam kondisi ekonomi yang tidak menentu saat ini dan masa mendatang, pelanggan harus efektif dan effisien dalam biaya pemakaian suku cadang, agar dapat menekan biaya produksi secara keseluruhan. Dikarenakan biaya pemakaian suku cadang dan perawatan adalah komponen biaya terbesar setelah komponen lainnya dalam unit tersebut. Kami membantu pelanggan mengelola biaya pemakaian suku cadang dengan memberikan harga yang layak dengan konsep “Win Win Solution”.

IV. Kontak

           Dengan semakin majunya sitem komunikasi maka pelanggan dapat menggunakan cara tepat, cepat, hemat dan praktis untuk mengirim permintaan baik lewat Email, Fax, Telpon, SMS (Short Message Service) atau BBM (Black Berry Message): 
        a.) Alamat email                      :
  1. CV.RiauMudaMandiri@Yahoo.co.id
  2. DodyIrwanto28@Gmail.com
        b.) Pin Black Berry Message :      232FAA52
        c.) Yahoo Messager                :
  1. CV.RiauMudaMandiri@Yahoo.co.id
  2. Remon.Susilo@Ymail.com
        d.) Website                             :      RiauSpareParts.Blogspot.com
      .


I. Visi
“Menjadi mitra bisnis yang terpercaya”.

II. Misi
Mengembangkan kemampuan bersaing dalam hal; harga jual, tepat waktu, kualitas, dan biaya      operasional rendah.
  1. Pertumbuhan sumber daya perusahaan (manusia dan asset perusahaan) yang signifikan, baik kualitas maupun kuantitas.
  2. Meningkatkan dan menjaga kepercayaan mitra bisnis.
  3. Mengembangkan suatu sistem kerja yang efektif, efisien, dan terstandarisasi.


III. Sekilas Perusahaan
          Awalnya CV.Riau Muda Mandiri merupakan suatu perkumpulan orang-orang yang memiliki pengalaman di bidang heavy equiment. Karena intensitas pertemuan dan support dari teman-teman, hingga muncul suatu ide “ingin menjadikan perkumpulan ini menjadi suatu oraganisasi komersil legal yang profesional”.
Pada tanggal 26 September 2012 dibentuklah suatu organisasi komersil yang legal dalam bentuk badan hukum CV dengan visi “Menjadi mitra bisnis yang terpercaya”.
          Pengalaman pribadi dari pengurus yang dituangkan menjadi pengalaman perusahaan  mampu menyediakan suku cadang mesin listrik/Generating Set, Farm Tractors/Traktor Pertanian, , Forklift, Vibrating Rollers dan alat-alat berat lainnya terutama dalam penggunaan di area perkebunan, Industri, perkantoran, hotel dan lain sebagainya. Dengan pengalaman dan jaringan yang diperoleh sewaktu bekerja di salah satu dealer Alat Berat terkemuka di Indonesia serta tekad untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru ditengah geliat pembangunan di Riau dan kota-kota lainnya, maka mulai merintis usaha sebagai General Supplier dengan produk-produk yang bermerek (PERKINS, FG Wilson, Cummins, Caterpillar, Farm Tractor, Messey Ferguson, TOYOTA Forklift, dan Vibrating Roller SAKAI, dan lain-lain) dengan harga bersaing dan keaslian suku cadang (genuine).
           Seiring dengan berjalannya waktu, selain merek suku cadang diatas kami “CV. RIAU MUDA MANDIRI juga menyediakan suku cadang untuk komponen lainnya, dengan merk maupun model yang berbeda serta barang-barang yang dibutuhkan oleh pelanggan terutama area perkebunan kelapa sawit dan industri seperti berbagai macam komponen kelistrikan, alat-alat berat, dan lainnya.
           Mengingat komitmen dari CV. RIAU MUDA MANDIRI bagaimana memberikan kepuasan pada pelanggan selain dari suku cadang yang berkualitas kami juga siap menyediakan tenaga ahli/mekanik untuk mendukung unit-unit yang dimiliki oleh pelanggan dalam hal jasa perbaikan dan perawatan (kontrak maintenance, service, dan overhaul).
           Didalam kondisi ekonomi yang tidak menentu saat ini dan masa mendatang, pelanggan harus efektif dan effisien dalam biaya pemakaian suku cadang, agar dapat menekan biaya produksi secara keseluruhan. Dikarenakan biaya pemakaian suku cadang dan perawatan adalah komponen biaya terbesar setelah komponen lainnya dalam unit tersebut. Kami membantu pelanggan mengelola biaya pemakaian suku cadang dengan memberikan harga yang layak dengan konsep “Win Win Solution”.

IV. Kontak

           Dengan semakin majunya sitem komunikasi maka pelanggan dapat menggunakan cara tepat, cepat, hemat dan praktis untuk mengirim permintaan baik lewat Email, Fax, Telpon, SMS (Short Message Service) atau BBM (Black Berry Message): 
        a.) Alamat email                      :
  1. CV.RiauMudaMandiri@Yahoo.co.id
  2. DodyIrwanto28@Gmail.com
        b.) Pin Black Berry Message :      232FAA52
        c.) Yahoo Messager                :
  1. CV.RiauMudaMandiri@Yahoo.co.id
  2. Remon.Susilo@Ymail.com
        d.) Website                             :      RiauSpareParts.Blogspot.com
      .


PROFIL PERUSAHAAN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAOUNmZH1ypYovBSslTb_aNv8UOKkmtvkJ5MPCOhJigxttXqsG3fmODEVIouUGLPqbDdniz-iRgVvC9ylfeYHaljvidm2rieHmqtok9u2UKgfT1PGVItCcbUVtM9UcdfpikrP61EOEiTo/s72-c/pic+sample.gif
View detail
t

t

t
t
t
View detail
t

t

t
t
t
View detail
t

t

t
t
t
View detail
1

1

test
test
1
View detail
t

t

t
t
t
View detail
Siklus Dasar Mesin Diesel

Siklus Dasar Mesin Diesel


Sebuah mesin diesel adalah jenis mesin termal yang menggunakan proses pembakaran internal (internal combustion engine) untuk mengubah energi yang tersimpan dalam ikatan kimia dari bahan bakar menjadi energi mekanik berdaya guna.
Ini terjadi dalam dua langkah:
Pertama, bahan bakar akan bereaksi secara kimia atau pembakaran dan melepaskan energi dalam bentuk panas.
Kedua, panas menyebabkan gas yang terperangkap dalam silinder memuai dan pemuaian gas dibatasi oleh silinder menyebabkan piston bergerak memperluas ruang silinder.

Gerakan bolak-balik (reciprocating) piston ini kemudian diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft, kruk as). Untuk mengkonversi energi kimia bahan bakar menjadi energi mekanik berdaya guna semua pembakaran internal mesin harus melalui empat kegiatan: isap, kompresi, usaha dan buang. Bagaimana peristiwa tersebut dihitung dan bagaimana mereka terjadi membedakan berbagai jenis mesin.

Semua mesin diesel masuk ke dalam salah satu dari dua kategori, mesin siklus dua langkah atau 2 tak atau mesin siklus empat langka atau 4 tak. Siklus mengacu pada setiap operasi atau rangkaian kejadian yang berulang. Dalam kasus mesin 4 tak, mesin memerlukan empat langkah piston (isap, kompresi, usaha dan buang) untuk menyelesaikan satu siklus penuh. Oleh karena itu, diperlukan dua putaran dari poros engkol atau 720° dari rotasi poros engkol (360° x 2) untuk menyelesaikan satu siklus. Dalam mesin 2 tak peristiwa isap, kompresi, usaha dan buang terjadi dalam satu putaran poros engkol atau 360°.

Siklus diesel adalah penting untuk mengingat kerangka waktu di mana setiap tingkah laku yang diperlukan terjadi. Waktu yang diperlukan untuk gerak pembuangan gas sisa keluar dari silinder dan udara segar ke dalam silinder, kompres udara, menginjeksikan bahan bakar dan untuk membakar bahan bakar.
Jika mesin diesel 4 tak berjalan konstan pada 1.500 putaran per menit (rpm), poros mesin akan berputar 25 putaran tiap detik atau 9.000 derajat per detik. Satu langkah selesai dalam waktu sekitar 0,02 detik.


Siklus 4 Langkah

Dalam mesin 4 tak, camshaft (noken as) disesuaikan sehingga kecepatan putarnya hanya setengah dari kecepatan putar poros engkol atau 1 putaran camshaft berbanding 2 putaran crankshaft. Ini artinya bahwa poros engkol harus membuat dua putaran lengkap sebelum noken as menyelesaikan satu putaran.

Bagian berikut akan menggambarkan empat langkah, mesin diesel memiliki katup isap dan katup buang dengan 3.5 inchi boring dan 4 inchi langkah dengan rasio kompresi 16:1, saat melewati satu siklus. Kita akan mulai pada langkah isap. Semua tanda waktu yang diberikan adalah secara umum dan akan bervariasi dari mesin ke mesin.
1. Isap (Intake)
Ketika piston bergerak ke atas mendekati 28° sebelum TMA yang diukur dengan perputaran poros engkol (crankshaft), cuping (nok) camshaft mulai mengangkat cam follower. Hal ini menyebabkan batang pendorong (pushrod) bergerak keatas dan mendorong sumbu pengungkit pelatuk (rockrer arm), pelatuk kemudian mendorong katup isap (intake valve) ke bawah dan katup (valve,klep) mulai terbuka. Langkah isap kini mulai sementara katup buang masih terbuka. Aliran gas buang membuat kondisi tekanan rendah di dalam silinder dan akan membantu menarik muatan udara segar masuk kedalam silinder seperti yang ditunjukkan pada Gbr. 1.
Piston melanjutkan perjalanan ke atas sampai TMA, sementara udara segar masuk dan gas buang keluar. Sekitar 12° setelah TMA, cuping pembuangan camshaft berputar sehingga katup buang akan mulai menutup. Katup akan sepenuhnya ditutup sekitar 23° setelah TMA. Hal ini dicapai berkat pegas katup yang tertekan ketika katup dibuka, memaksa rocker arm dan cam follower kembali lagi sesuai dengan perputaran cuping camshaft. Dalam kerangka waktu selama kedua katup isap dan katup buang terbuka disebut katup saling tumpang tindih atau valve overlap (dalam contoh ini 51° overlap) dan digunakan untuk memungkinkan udara segar membantu memindahkan gas buang keluar dan mendinginkan silinder atau pembilasan. Pada kebanyakan mesin, 30 sampai 50 kali volume silinder, udara pembilasan melalui silinder selama overlap.
Udara segar yang kelebihan ini juga memberikan efek pendinginan yang diperlukan pada bagian-bagian mesin. Ketika piston melewati TMA dan mulai melakukan perjalanan menuruni lubang silinder, gerakan piston ini membuat sebuah langkah pengisapan dan terus menarik udara segar masuk ke dalam silinder.

2. Kompresi (Compression)

Pada 35° setelah titik mati bawah (TMB), katup isap mulai tertutup. Pada 43° setelah TMB atau 137° sebelum TMA, katup isap intake pada kedudukannya dan sepenuhnya tertutup. Di titik ini muatan udara pada tekanan normal sekitar 14,7 psi atm dan suhu udara ambien berkisar ~80°F, seperti diperlihatkan pada Gbr.2 Sekitar 70° sebelum TMA, piston telah menempuh perjalanan sekitar 2,125 inchi atau sekitar setengah dari ruang langkah kerja silinder, sehingga mengurangi setengah volume silinder. Suhu dua kali lipatnya menjadi berkisar ~160°F dan tekanan sekitar ~34 psi atm.
Sekitar 43° sebelum TMA piston telah melakukan perjalanan 3,062 inchi keatas dan volume sekali lagi dibagi dua. Akibatnya, suhu naik dua kali lipat menjadi sekitar ~320°F dan tekanan ~85 psi atm. Ketika piston telah mencapai 3,530 inchi dari ruang langkah kerja silinder, volume silinder dibagi dua lagi dan suhu mencapai sekitar 640°F dan tekanan 277 psi atm. Ketika piston telah mencapai 3,757 inci dari ruang langkah kerja silinder, volume dibagi dua dan suhu meningkat sampai 1280°F dan tekanan mencapai 742 psi atm. Dengan luas piston 9,616 inchi kuadrat maka tekanan dalam silinder mengerahkan kekuatan sekitar 7.135 lb atau 3,5 ton gaya tekan.
Hitungan di atas untuk mesin ideal dan memberikan contoh yang baik dari apa yang terjadi di dalam mesin selama kompresi. Dalam sebuah mesin yang sebenarnya, tekanan hanya mencapai sekitar 690 psi atm. Hal ini terutama disebabkan hilangnya panas ke bagian mesin sekitarnya.

3. Injeksi bahan bakar (Fuel Injection)
Bahan bakar dalam keadaan cair diinjeksikan ke dalam silinder pada waktu dan perkiraan yang tepat untuk memastikan bahwa tekanan pembakaran pada piston di paksa tidak terlalu dini atau terlalu terlambat, seperti yang ditunjukkan pada Gbr.3. Bahan bakar memasuki silinder dimana panas udara yang dimampatkan telah ada, namun bahan bakar hanya akan terbakar ketika berada dalam keadaan menguap, hal tersebut tercapai melalui penambahan panas dan dicampur dengan pasokan oksigen. Tetesan menit pertama pemasukan bahan bakar ke ruang bakar dengan cepat menguap. Penguapan dari bahan bakar menyebabkan udara disekitar bahan bakar mengalami pendinginan sehingga udara membutuhkan waktu untuk mendapatkan panas yang cukup untuk menyalakan menguapan bahan bakar. Injeksi bahan bakar dimulai pada 28° sebelum TMA dan berakhir pada 3° setelah TMA, karena itu bahan bakar diinjeksikan untuk durasi dari 31°.

4. Usaha (Power)
Kedua katup tertutup dan muatan udara segar telah dikompresi. Bahan bakar telah disuntikkan dan mulai terbakar. Setelah piston melewati TMA, panas dengan cepat dihasilkan oleh penyalaan dari bahan bakar dan menyebabkan peningkatan tekanan pada silinder. Suhu pembakaran sekitar 2.336°C. Kenaikan gaya tekan pada piston ke bawah meningkatkan gaya puntir pada poros engkol pada langkah usaha, sebagaimana diilustrasikan pada Gbr.4. Energi yang dihasilkan oleh proses pembakaran tidak semua dimanfaatkan. Dalam mesin diesel 2 tak, hanya sekitar 38% dari daya yang dihasilkan dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan, sekitar 30% terbuang dalam bentuk panas dibuang melalui sistem pendingin dan sekitar 32% dalam bentuk panas ditolak keluar melalui knalpot. Sebagai perbandingan, mesin diesel 4 tak memiliki distribusi termal dari 42% dikonversi menjadi kerja yang berdaya guna, 28% panas yang dibuang melalui sistem pendinginan dan 30% panas yang dibuang keluar melalai knalpot.

5. Pembuangan (Exhaust)
Seraya piston mendekati 48° sebelum TMB, cuping cam pembuangan mulai memaksa cam follower keatas, menyebabkan katup buang tertekan dari kedudukannya. Seperti yang ditunjukkan pada Gbr.5, gas buang mulai mengalir keluar dari katup buang akibat tekanan silinder dan masuk ke dalam manifold pembuangan. Setelah melalui TMB, piston bergerak ke atas dan mengalami percepatan sampai kecepatan maksimum pada 63° sebelum TMA. Dari titik ini piston mengalami perlambatan. Selama kecepatan piston melambat, kecepatan gas yang mengalir keluar silinder membuat tekanan sedikit lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Pada 28° sebelum TMA, katup isap intake terbuka dan siklus dimulai lagi.

Sumber: Amiandi


Sebuah mesin diesel adalah jenis mesin termal yang menggunakan proses pembakaran internal (internal combustion engine) untuk mengubah energi yang tersimpan dalam ikatan kimia dari bahan bakar menjadi energi mekanik berdaya guna.
Ini terjadi dalam dua langkah:
Pertama, bahan bakar akan bereaksi secara kimia atau pembakaran dan melepaskan energi dalam bentuk panas.
Kedua, panas menyebabkan gas yang terperangkap dalam silinder memuai dan pemuaian gas dibatasi oleh silinder menyebabkan piston bergerak memperluas ruang silinder.

Gerakan bolak-balik (reciprocating) piston ini kemudian diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft, kruk as). Untuk mengkonversi energi kimia bahan bakar menjadi energi mekanik berdaya guna semua pembakaran internal mesin harus melalui empat kegiatan: isap, kompresi, usaha dan buang. Bagaimana peristiwa tersebut dihitung dan bagaimana mereka terjadi membedakan berbagai jenis mesin.

Semua mesin diesel masuk ke dalam salah satu dari dua kategori, mesin siklus dua langkah atau 2 tak atau mesin siklus empat langka atau 4 tak. Siklus mengacu pada setiap operasi atau rangkaian kejadian yang berulang. Dalam kasus mesin 4 tak, mesin memerlukan empat langkah piston (isap, kompresi, usaha dan buang) untuk menyelesaikan satu siklus penuh. Oleh karena itu, diperlukan dua putaran dari poros engkol atau 720° dari rotasi poros engkol (360° x 2) untuk menyelesaikan satu siklus. Dalam mesin 2 tak peristiwa isap, kompresi, usaha dan buang terjadi dalam satu putaran poros engkol atau 360°.

Siklus diesel adalah penting untuk mengingat kerangka waktu di mana setiap tingkah laku yang diperlukan terjadi. Waktu yang diperlukan untuk gerak pembuangan gas sisa keluar dari silinder dan udara segar ke dalam silinder, kompres udara, menginjeksikan bahan bakar dan untuk membakar bahan bakar.
Jika mesin diesel 4 tak berjalan konstan pada 1.500 putaran per menit (rpm), poros mesin akan berputar 25 putaran tiap detik atau 9.000 derajat per detik. Satu langkah selesai dalam waktu sekitar 0,02 detik.


Siklus 4 Langkah

Dalam mesin 4 tak, camshaft (noken as) disesuaikan sehingga kecepatan putarnya hanya setengah dari kecepatan putar poros engkol atau 1 putaran camshaft berbanding 2 putaran crankshaft. Ini artinya bahwa poros engkol harus membuat dua putaran lengkap sebelum noken as menyelesaikan satu putaran.

Bagian berikut akan menggambarkan empat langkah, mesin diesel memiliki katup isap dan katup buang dengan 3.5 inchi boring dan 4 inchi langkah dengan rasio kompresi 16:1, saat melewati satu siklus. Kita akan mulai pada langkah isap. Semua tanda waktu yang diberikan adalah secara umum dan akan bervariasi dari mesin ke mesin.
1. Isap (Intake)
Ketika piston bergerak ke atas mendekati 28° sebelum TMA yang diukur dengan perputaran poros engkol (crankshaft), cuping (nok) camshaft mulai mengangkat cam follower. Hal ini menyebabkan batang pendorong (pushrod) bergerak keatas dan mendorong sumbu pengungkit pelatuk (rockrer arm), pelatuk kemudian mendorong katup isap (intake valve) ke bawah dan katup (valve,klep) mulai terbuka. Langkah isap kini mulai sementara katup buang masih terbuka. Aliran gas buang membuat kondisi tekanan rendah di dalam silinder dan akan membantu menarik muatan udara segar masuk kedalam silinder seperti yang ditunjukkan pada Gbr. 1.
Piston melanjutkan perjalanan ke atas sampai TMA, sementara udara segar masuk dan gas buang keluar. Sekitar 12° setelah TMA, cuping pembuangan camshaft berputar sehingga katup buang akan mulai menutup. Katup akan sepenuhnya ditutup sekitar 23° setelah TMA. Hal ini dicapai berkat pegas katup yang tertekan ketika katup dibuka, memaksa rocker arm dan cam follower kembali lagi sesuai dengan perputaran cuping camshaft. Dalam kerangka waktu selama kedua katup isap dan katup buang terbuka disebut katup saling tumpang tindih atau valve overlap (dalam contoh ini 51° overlap) dan digunakan untuk memungkinkan udara segar membantu memindahkan gas buang keluar dan mendinginkan silinder atau pembilasan. Pada kebanyakan mesin, 30 sampai 50 kali volume silinder, udara pembilasan melalui silinder selama overlap.
Udara segar yang kelebihan ini juga memberikan efek pendinginan yang diperlukan pada bagian-bagian mesin. Ketika piston melewati TMA dan mulai melakukan perjalanan menuruni lubang silinder, gerakan piston ini membuat sebuah langkah pengisapan dan terus menarik udara segar masuk ke dalam silinder.

2. Kompresi (Compression)

Pada 35° setelah titik mati bawah (TMB), katup isap mulai tertutup. Pada 43° setelah TMB atau 137° sebelum TMA, katup isap intake pada kedudukannya dan sepenuhnya tertutup. Di titik ini muatan udara pada tekanan normal sekitar 14,7 psi atm dan suhu udara ambien berkisar ~80°F, seperti diperlihatkan pada Gbr.2 Sekitar 70° sebelum TMA, piston telah menempuh perjalanan sekitar 2,125 inchi atau sekitar setengah dari ruang langkah kerja silinder, sehingga mengurangi setengah volume silinder. Suhu dua kali lipatnya menjadi berkisar ~160°F dan tekanan sekitar ~34 psi atm.
Sekitar 43° sebelum TMA piston telah melakukan perjalanan 3,062 inchi keatas dan volume sekali lagi dibagi dua. Akibatnya, suhu naik dua kali lipat menjadi sekitar ~320°F dan tekanan ~85 psi atm. Ketika piston telah mencapai 3,530 inchi dari ruang langkah kerja silinder, volume silinder dibagi dua lagi dan suhu mencapai sekitar 640°F dan tekanan 277 psi atm. Ketika piston telah mencapai 3,757 inci dari ruang langkah kerja silinder, volume dibagi dua dan suhu meningkat sampai 1280°F dan tekanan mencapai 742 psi atm. Dengan luas piston 9,616 inchi kuadrat maka tekanan dalam silinder mengerahkan kekuatan sekitar 7.135 lb atau 3,5 ton gaya tekan.
Hitungan di atas untuk mesin ideal dan memberikan contoh yang baik dari apa yang terjadi di dalam mesin selama kompresi. Dalam sebuah mesin yang sebenarnya, tekanan hanya mencapai sekitar 690 psi atm. Hal ini terutama disebabkan hilangnya panas ke bagian mesin sekitarnya.

3. Injeksi bahan bakar (Fuel Injection)
Bahan bakar dalam keadaan cair diinjeksikan ke dalam silinder pada waktu dan perkiraan yang tepat untuk memastikan bahwa tekanan pembakaran pada piston di paksa tidak terlalu dini atau terlalu terlambat, seperti yang ditunjukkan pada Gbr.3. Bahan bakar memasuki silinder dimana panas udara yang dimampatkan telah ada, namun bahan bakar hanya akan terbakar ketika berada dalam keadaan menguap, hal tersebut tercapai melalui penambahan panas dan dicampur dengan pasokan oksigen. Tetesan menit pertama pemasukan bahan bakar ke ruang bakar dengan cepat menguap. Penguapan dari bahan bakar menyebabkan udara disekitar bahan bakar mengalami pendinginan sehingga udara membutuhkan waktu untuk mendapatkan panas yang cukup untuk menyalakan menguapan bahan bakar. Injeksi bahan bakar dimulai pada 28° sebelum TMA dan berakhir pada 3° setelah TMA, karena itu bahan bakar diinjeksikan untuk durasi dari 31°.

4. Usaha (Power)
Kedua katup tertutup dan muatan udara segar telah dikompresi. Bahan bakar telah disuntikkan dan mulai terbakar. Setelah piston melewati TMA, panas dengan cepat dihasilkan oleh penyalaan dari bahan bakar dan menyebabkan peningkatan tekanan pada silinder. Suhu pembakaran sekitar 2.336°C. Kenaikan gaya tekan pada piston ke bawah meningkatkan gaya puntir pada poros engkol pada langkah usaha, sebagaimana diilustrasikan pada Gbr.4. Energi yang dihasilkan oleh proses pembakaran tidak semua dimanfaatkan. Dalam mesin diesel 2 tak, hanya sekitar 38% dari daya yang dihasilkan dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan, sekitar 30% terbuang dalam bentuk panas dibuang melalui sistem pendingin dan sekitar 32% dalam bentuk panas ditolak keluar melalui knalpot. Sebagai perbandingan, mesin diesel 4 tak memiliki distribusi termal dari 42% dikonversi menjadi kerja yang berdaya guna, 28% panas yang dibuang melalui sistem pendinginan dan 30% panas yang dibuang keluar melalai knalpot.

5. Pembuangan (Exhaust)
Seraya piston mendekati 48° sebelum TMB, cuping cam pembuangan mulai memaksa cam follower keatas, menyebabkan katup buang tertekan dari kedudukannya. Seperti yang ditunjukkan pada Gbr.5, gas buang mulai mengalir keluar dari katup buang akibat tekanan silinder dan masuk ke dalam manifold pembuangan. Setelah melalui TMB, piston bergerak ke atas dan mengalami percepatan sampai kecepatan maksimum pada 63° sebelum TMA. Dari titik ini piston mengalami perlambatan. Selama kecepatan piston melambat, kecepatan gas yang mengalir keluar silinder membuat tekanan sedikit lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Pada 28° sebelum TMA, katup isap intake terbuka dan siklus dimulai lagi.

Sumber: Amiandi

Siklus Dasar Mesin Diesel
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSxfQ6Syp0tnfgDzTgZ08ctbsWSOJ2SDU4-MsjKddZFxMt_7Sj5GBDtxyPotfeMC8oVK5R8atQSU8-qczLdFc5G4SojHgjtZ2d6kSZWeDnvhk9rJaAOhuJ7bnDgjDBLUFLBjDYUYe4_E8/s72-c/1337830355_383650364_1-Gambar--JUAL-SUKU-CADANG-GENSET-ORIGINAL-PERKINS-DEUTZ-YANMAR-MAN-02151175455.jpg
View detail
Teori Mesin Diesel

Teori Mesin Diesel


Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan mesin ini pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Ia mendapatkan paten (RP 67207) berjudul ‘Arbeitsverfahren und für Ausführungsart Verbrennungsmaschinen’. Pada waktu itu mesin tersebut tergantung pada panas yang dihasilkan ketika kompresi untuk menyalakan bahan bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi.
Pada tahun 1924, Robert Bosch, seorang insinyur dari Jerman, mencoba mengembangkan pompa injeksi daripada menggunakan metode tekanan udara yang akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Keberhasilan Robert Bosch dengan mesin dieselnya tersebut sampai saat ini digunakan oleh masyarakat.

1. Prinsip Kerja Mesin Diesel
Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor pembakaran dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan turbin gas. Motor diesel disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar. Dilain pihak motor bensin disebut motor penyalaan busi (spark ignition engine) karena penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh percikan bunga api listrik dari busi.
Cara pembakaran dan pengatomisasian (atomizing) bahan bakar pada motor diesel tidak sama dengan motor bensin. Pada motor bensin campuran bahan bakar dan udara melelui karburator dimasukkan ke dalam silinder dan dibakar oleh nyala listrik dari busi. Pada motor diesel yang diisap oleh torak dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya udara, yang selanjutnya udara tersebut dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar solar diinjeksikan ke dalam ruang bakar.      Dengan suhu dan tekanan udara dalam silinder yang cukup tinggi maka partikel-partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya sehingga membentuk proses pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat terbakar sendiri, maka diperlukan rasio kompresi 15-22 dan suhu udara kompresi kira-kira 600ºC.
Meskipun untuk motor diesel tidak diperlukan system pengapian seperti halnya pada motor bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan bakar yang  berupapompa injeksi (injection pump) dan pengabut (injector) serta perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang disemprotkan harus mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self ignition).

Secara singkat prinsip kerja motor diesel 4 tak adalah sebagai berikut:

a. Langkah isap, yaitu waktu torak bergerak dari TMA ke TMB. Udara diisap melalui katup isap sedangkan katup buang tertutup.
b. Langkah kompresi, yaitu ketika torak bergerak dari TMB ke TMA dengan memampatkan udara yang diisap, karena kedua katup isap dan katup buang tertutup, sehingga tekanan dan suhu udara dalam silinder tersebut akan naik.
c. Langkah usaha, ketika katup isap dan katup buang masih tertutup, partikel bahan bakar yang disemprotkan oleh pengabut bercampur dengan udara bertekanan dan suhu tinggi, sehingga terjadilah pembakaran. Pada langkah ini torak mulai bergerak dari TMA ke TMB karena pembakaran berlangsung bertahap.
d. Langkah buang, ketika torak bergerak terus dari TMA ke TMB dengan katup isap tertutup dan katup buang terbuka, sehingga gas bekas pembakaran terdorong keluar.

2. Proses pembakaran mesin diesel

Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode:
Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A -B) Pada periode ini disebut fase persiapan pembakaran, karena partikel-partikel bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah terbakar.
Periode 2: Perambatan api (B-C) Pada periode 2 ini campuran bahan bakar dan udara tersebut akan terbakar di beberapa tempat. Nyala api akan merambat dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar sekaligus, sehingga menyebabkan tekanan dalam silinder naik. Periode ini sering disebut periode ini sering disebut pembakaran letup.
Periode 3: Pembakaran langsung (C-D) Akibat nyala api dalam silinder, maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol.
Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E) Injeksi berakhir di titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi menyebabkan efisiensi panas turun.

2.1 Ruang bakar mesin diesel
Ruang bakar pada motor diesel lebih rumit di banding ruang bakar motor bensin. Bentuk ruang bakar pada motor diesel sangat menentukan kemampuan mesin, sebab ruang bakar tersebut direncanakan dengan tujuan agar campuran bahan udara dan bahan bakar menjadi homogen dan mudah terbakar sekaligus.
Ruang bakar motor diesel digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu:
a.    Tipe ruang bakar langsung (direct combustion chamber)
b.    Tipe ruang bakar tambahan (auxiliary combustion chamber)

3. Komponen-komponen Mesin Diesel
Komponen-komponen mesin Diesel tidak berbeda jauh dengan komponen mesin bensin. Kumpulan dari komponen-komponen (elemen) tersebut membentuk satu kesatuan dan saling bekerja sama disebut dengan engine. Engine tersebut akan bekerja dan menghasilkan tenaga dari proses pembakaran kemudian mengubahnya menjadi energi gerak serta mengubah gerak lurus piston menjadi gerak putar. Engine merupakan bagian utama untuk penggerek dalam rangkaian kendaraan. Sebagian besar dari kendaraan menggunakan model pembakaran dalam (Combussion Engine). Pada model tersebut proses pembakaran terjadi didalam silinder. Pada siklus 


kerja pembakaran, setelah didapat udara untuk dimampatkan dalam silinder oleh piston, bahan bakar (solar) disemprotkan kedalam silinder dengan menggunakan Fuel Injector, maka terjadilah proses pembakaran dan ekspansi dari proses tersebut menghasilkan tenaga. Dalam rangkaian mesin terdapat beberapa komponen yang membentuk satu kesatuan untuk menghasilkan tenaga. Komponen-komponen tersebut adalah :




3.1. Crankcase dan Cyclinder Sleeve

Crankcase atau bak engkol ditempatkan dibawah bagian blok silinder. Pada bagian atasnya dibuat sedemikian rupa untuk tempat poros engkol (crankshaft) yang ditumpu oleh bantalan-bantalan. Crankcase dibuat dari cast iron dan dibentuk rigid dengan konsentrasi tegangan dan perubahan bentuk yang sangat kecil. Cyclinder sleeve adalah dinding silinder atau dinding tempat pembakaran yang mempunyai permukaan halus.




3.2. Piston dan Ring Piston
Piston adalah komponen yang berfungsi untuk menerima tekanan atau ekspansi pembakaran kemudian diteruskan ke crankshaft melalui connecting rod. Komponen yang menghubungkan antara piston dengan connecting rod disebut piston pin. Untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran antara piston dengan dinding silinder dan masuknya minyak pelumas keruang bakar, maka pada bagian atas piston dipasang tiga buah ring piston yaitu dua ring untuk kompresi dan satu ring untuk pelumasan. Piston harus mempunyai sifat tahan terhadap tekanan tinggi dan dapat bekerja dalam kecepatan tinggi.
Pada mesin Colt Diesel ini, piston dibuat dari bahan alluminium alloys casting yang mempunyai sisi atau clereance antara piston dengan cyclinder sleeve. Piston pinyang digunakan adalah full floating, dimana tidak bebas bergerak terhadap piston pin, tetapi bebas bergerak terhadap conecting rod.
Piston ring berfungsi sebagai seal perapat untuk mencegah terjadinya kebocoran antara piston dengan dinding silinder dan mencegah masuknya minyak pelumas kedalam ruang bakar serta memindahkan sebagian besar panas piston ke dinding silinder.
Piston ring terbuat dari special cast iron dan diberi cut joint untuk memudahkan pemasangan kedalam alur yang terdapat pada piston. Untuk mesin Colt Diesel ini, permukaan setiap ring yang bergesekan adalah hard chrome plated, kecuali untuk yang kedua. Pada piston terdapat tiga ring yang terpasang, yaitu dua compression ring dan satu oil ring. Compression ring berfungsi untuk mencegah kebocoran gas selama langkah kompresi dan langkah kerja, sedangkan oil ring berfungsi untuk mengikis kelebihan minyak pelumas dari dinding silinder dan mencegahnya masuk kedalam ruang bakar.

Keterangan gambar 7 :
1. Piston
2. Oil Ring
3. 2 nd Compression Ring
4. 1 st Compression Ring

3.3.  Connecting Rod dan Connecting Rod Bearing.

Connecting rod adalah bagian yang menghubungkan antara piston dengan crankshaft. Connecting rod ini secara berulang-ulang bekerja dengan penuh kekuatan menerima beban. Oleh karena itu connecting rod dibuat dari bahan baja spesial.
Connecting rod bearing terdiri dari dua jenis yaitu jenis bearing model sisipan (insert bearing) dan jenis bearing model tuangan. Pada umumnya bearing model sisipan banyak digunakan karena dapat dipasang dengan tepat dan dapat diganti apabila rusak.

Keterangan gambar 8 :
1. Connecting Rod Bushing 5.   Upper Connecting Rod Bearing
2. Connecting Rod 6.   Lower Connecting Rod Bearing
3. Connecting Rod Cap A.  Tanda Untuk Meluruskan
4. Connecting Rod Bolt B.   Mass Mark

3.4. Crankshaft

Crankshaft mempunyai tugas penting mengubah gerak lurus menjadi gerak putar. Pada Colt Diesel ini, crankshaft yang digunakan adalah highly rigid die forging integral dengan balance weight. Balance weight dipasang untuk menjamin keseimbangan perputarannya. Pada ujung depan crankshaft, terdapat crankshaft pulleydan crankshaft gear yang diikat dengan baut. Crankshaft pulley memutar alternator dan water pump melalui V-Belt.
Pada mesin Colt Diesel ini, bahan main bearing terbuat dari bahan paduan khusus kelmet, yaitu bahan yang terbuat dari steel backing dengan campuran tembaga dan timah sebagai lapisannya. Lapisan ini lebih keras dari logam putih dan lebih tahan terhadap panas. Upper main bearing mempunyai oil groove dan lubang oilyang segaris dengan lubang oil pada crankshaft.

3.5. Flywheel

Flywheel merupakan piringan yang terbuat dari cast iron dan dibaut pada ujung crankshaft. Crankshaft hanya mendapatkan tenaga putaran dari langkah kerja saja. Agar crankshaft dapat bekerja pada langkah lainnya, crankshaft harus dapat menyimpan daya putaran yang diperolehnya. Bagian yang menyimpan tenaga putaran ini adalah flywheel. Pada sekeliling flywheel dipasang ring gear yang berhubungan dengan starter pinion.




3.6. Mekanisme Katup

Bagian-bagian yang menggerakkan membuka dan menutup katup pada waktu yang teratur disebut mekanisme katup. Mekanisme katup dibagi dalam beberapa susunan katup yaitu jenis katup sisi (side valve) dan jenis katup kepala (overhead valve). Pada mesin Colt Diesel ini katup yang digunakan adalah jenis overhead valve.
Bagian-bagian yang terdapat dalam mekanisme katup antara lain adalah sebagai berikut :
Kepala Katup: Merupakan bagian katup yang mempunyai bentuk kerucut 45o atau  30o. Bila katup tertutup, katup akan menempel dengan rapat pada kedudukan katup. Kepala katup dibuat dalam berbagai bentuk untuk mengurangi tahanan hisap dan menyempurnakan pendinginan.
Batang Katup: Batang katup dibuat untuk bergerak didalam penghantar batang katup, karena itulah katup harus dapat bergerak dengan baik. Pada bagian bawah batang katup terdapat alur untuk tempat penahanan pegas.
Pegas Katup: Pegas katup adalah pegas spiral yang bekerja menutupkan katup. Kebanyakan mesin dilengkapi dengan satu pegas katup pada setiap katup, tetapi ada juga yang menggunakan dua buah pegas yang mempunyai tegangan yang berbeda. Apabila tegangan pegas lemah, kemungkinan gas akan keluar dari katup dan tenaga mesin menjadi berkurang.
Push Rod: Push rod merupakan bagian batang kecil yang menghubungkan rocker arm dan valve lifter, yang berfungsi memindahkan gerakan lifter ke ujung rocker arm.
Rocker Arm: Rocker arm merupakan bagian yang dipasangkan diatas kepala silinder dan didukung pada bagian tengahnya oleh poros rocker arm. Bila push rodmengangkat keatas (menekan) salah satu  rocker arm, maka akan menekan ujung batang katup dan menyebabkan katup terbuka.

4. SISTEM PELUMASAN
4.1.      Pelumasan pada Mesin Colt Diesel
Dalam kontruksi mesin banyak sekali terdapat bagian komponen yang bergerak, komponen tersebut seperti piston, coneccting rod, crank shaft, cam shaft, katup, dan masih banyak komponen-komponen lain. Pelumasan dimaksudkan untuk mengurangi gesekan langsung antara dua bagian (komponen) yang berhubungan.
Pada mesin Colt Diesel ini, minyak pelumas dipompakan oleh oil pump. Tipe oil pump yang digunakan adalah tipe gear. Selain sebagai bahan untuk pelumasan, minyak pelumas mempunyai fungsi-fungsi lain yaitu :
Mengurangi panas dengan cara mengambil panas dari komponen-komponen mesin yang dilaluinya dan mengusahakan gesekan sekecil mungkin.
Mengeluarkan (mengambil) kotoran-kotoran yang terdapat pada komponen-komponen mesin yang dilaluinya sehingga dapat mencegah proses korosi.

4.2. Komponen-komponen utama Sistem Pelumasan
42.1. Oil Pump


Oil pump menghisap oli dari crankcase dan menyalurkan keseluruh komponen mesin. Oil filter dipasangkan pada lubang  masuk pompa oli (oil pump inlet) untuk menyaring kotoran-kotoran. Pada Colt Diesel untuk engine 4D31 dan 4D34 oil pump digerakkan oleh camshaft skew gear. Sedangkan untuk engine 4D33 oil pumpdigerakkan oleh camshaft gear. Oil pump yang digunakan adalah model roda gigi. Pada model ini, terdapat dua buah roda gigi yang berkaitan. Bila salah satu roda gigi berputar, maka roda gigi lain akan ikut berputar berlawanan arah. Oleh karena itu, oli yang terdapat diantara celah-celah dua buah roda gigi didesak dari lubang masuk kelubang buang.
Oil pump jenis ini sangat sederhana tetapi dapat bekerja dengan baik. Oil pump digerakkan oleh putaran crankshaft melalui crankshaft gear yang putarannya berlawanan arah dengan putaran oil pump gear. Apabila tekanan oli meningkat menjadi lebih tinggi dari tekanan standar, oli akan dikembalikan ke oil pump oleh kerjarelief valve. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemacetan pada sistem pelumasan oleh karena tekanan yang berlebihan. Relief valve dipasang pada oil pump.






4.2.2. Oil Cooler

Oil cooler adalah alat yang digunakan untuk merubah panas antara coolant dan oli yang bertekanan. Oil cooler mempunyai sebuah bypass valve.
Bypass valve akan bekerja apabila kekentalan oli tinggi atau saat oil cooler element tersumbat. Hal tersebut akan menyebabkan tahanan aliran menjadi tinggi, sehingga bypass valve akan terbuka agar oli kembali secara langsung ke oil filter element tanpa melalui oil cooler.

Regulator valve akan bekerja bila tekanan oli pada main oil gallery menjadi lebih tinggi dari nilai standar. Regulator valve akan membuka agar oli kembali ke oil pan. Dengan demikian tekanan oli akan kembali standar.



4.2.3. Oil Filter
Dalam jangka waktu tertentu, oli akan kotor. Hal ini di sebabkan adanya partikel-partikel logam, kotoran dari udara, karbon serta bahan-bahan lain yang masuk ke dalam oli. Bagian-bagian berat akan mengendap, sedangkan bagian-bagian yang ringan akan ikut terbawa melumasi mesin yang akan memperbesar keausan dan kemungkinan panas yang berlebihan (over heating)
Pada oil pump cover terdapat sebuah relief valve yang berfungsi mengembalikan oli ke oil pan apabila tekanan melebihi nilai standar. Hal ini di lakukan untuk menghindari overload pada sistem pelumasan.






4.3. Beberapa Pelumasan pada Komponen-komponen Mesin
Komponen-komponen mesin yang saling berhubungan perlu dilumasi untuk memperkecil keausan serta menghindari korosi, sehingga umur pemakaian mesin akan lebih panjang dan menjadikan kinerja mesin lebih baik lagi.
4.3.1. Pelumasan pada Conecting Rod, Piston dan Main Bearing

Pada pelumasan ini, terdapat lubang oli yang menghubungkan main oil gallery ke setiap bearing. Oli mengalir masuk melalui lubang oli yang terdapat padacrankshaft untuk melumasi connecting rod bearing kemudian masuk melalui lubang yang terdapat pada connecting rod untuk melumasi connecting rod small end bushing. Oli disemprotkan dari oil jet yang terdapat pada connecting rod small end untuk melumasi piston.





























4.3.2. Pelumasan pada Camshaft dan Mekanisme katup

Camshaft bushing dilumasi oleh oli yang mengalir melalui saluran main oil gallery ke setiap bushing. Pada bagian ujung depan camshaft journal terdapat lubang oli yang menyalurkan oli untuk melumasi camshaft gear dan mekanisme katup. Oli masuk ke rocker shaft braket bagian depan, kemudian masuk ke rocker shaft dan melumasi setiap rocker bushing. Pada saat yang sama, oli memancar dari lubang yang terdapat pada bagian atas rocker arm untuk melumasi permukaan atas dimana terdapat valve cam dan valve stem. Oli masuk ke lubang push rod pada cyclinder head dan crankshaft untuk melumasi cam sebelum kembali ke oil pan.


4.3.3. Pelumasan Timming Gear

Oli yang melewati main oil gallery mengalir melalui bagian dalam camshaft dan idler shaft, untuk melumasi setiap gear selama berputar. Pada bagian dalam timming gear case terdapat oil jet yang secara otomatis memberikan tekanan pelumasan secara konstan. Pada idler gear, shaft dilengkapi oil jet untuk pelumasan auto timmer.
Oil jet dipasang pada bagian bawah komponen main oil gallery pada setiap silinder dan mendinginkan piston dengan menyemprotkan oli kearah bagian dalampiston. Oil jet dipasang dengan check valve yang membuka dan menutup berdasarkan tekanan yang ditentukan. Check valve menutup pada putaran rendah, hal ini dilakukan untuk mencegah meningkatnya tekanan volume oli pada komponen sistem pelumasan.

Sumber: Amiandi



Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan mesin ini pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Ia mendapatkan paten (RP 67207) berjudul ‘Arbeitsverfahren und für Ausführungsart Verbrennungsmaschinen’. Pada waktu itu mesin tersebut tergantung pada panas yang dihasilkan ketika kompresi untuk menyalakan bahan bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi.
Pada tahun 1924, Robert Bosch, seorang insinyur dari Jerman, mencoba mengembangkan pompa injeksi daripada menggunakan metode tekanan udara yang akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Keberhasilan Robert Bosch dengan mesin dieselnya tersebut sampai saat ini digunakan oleh masyarakat.

1. Prinsip Kerja Mesin Diesel
Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor pembakaran dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan turbin gas. Motor diesel disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar. Dilain pihak motor bensin disebut motor penyalaan busi (spark ignition engine) karena penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh percikan bunga api listrik dari busi.
Cara pembakaran dan pengatomisasian (atomizing) bahan bakar pada motor diesel tidak sama dengan motor bensin. Pada motor bensin campuran bahan bakar dan udara melelui karburator dimasukkan ke dalam silinder dan dibakar oleh nyala listrik dari busi. Pada motor diesel yang diisap oleh torak dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya udara, yang selanjutnya udara tersebut dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar solar diinjeksikan ke dalam ruang bakar.      Dengan suhu dan tekanan udara dalam silinder yang cukup tinggi maka partikel-partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya sehingga membentuk proses pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat terbakar sendiri, maka diperlukan rasio kompresi 15-22 dan suhu udara kompresi kira-kira 600ºC.
Meskipun untuk motor diesel tidak diperlukan system pengapian seperti halnya pada motor bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan bakar yang  berupapompa injeksi (injection pump) dan pengabut (injector) serta perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang disemprotkan harus mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self ignition).

Secara singkat prinsip kerja motor diesel 4 tak adalah sebagai berikut:

a. Langkah isap, yaitu waktu torak bergerak dari TMA ke TMB. Udara diisap melalui katup isap sedangkan katup buang tertutup.
b. Langkah kompresi, yaitu ketika torak bergerak dari TMB ke TMA dengan memampatkan udara yang diisap, karena kedua katup isap dan katup buang tertutup, sehingga tekanan dan suhu udara dalam silinder tersebut akan naik.
c. Langkah usaha, ketika katup isap dan katup buang masih tertutup, partikel bahan bakar yang disemprotkan oleh pengabut bercampur dengan udara bertekanan dan suhu tinggi, sehingga terjadilah pembakaran. Pada langkah ini torak mulai bergerak dari TMA ke TMB karena pembakaran berlangsung bertahap.
d. Langkah buang, ketika torak bergerak terus dari TMA ke TMB dengan katup isap tertutup dan katup buang terbuka, sehingga gas bekas pembakaran terdorong keluar.

2. Proses pembakaran mesin diesel

Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode:
Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A -B) Pada periode ini disebut fase persiapan pembakaran, karena partikel-partikel bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah terbakar.
Periode 2: Perambatan api (B-C) Pada periode 2 ini campuran bahan bakar dan udara tersebut akan terbakar di beberapa tempat. Nyala api akan merambat dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar sekaligus, sehingga menyebabkan tekanan dalam silinder naik. Periode ini sering disebut periode ini sering disebut pembakaran letup.
Periode 3: Pembakaran langsung (C-D) Akibat nyala api dalam silinder, maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol.
Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E) Injeksi berakhir di titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi menyebabkan efisiensi panas turun.

2.1 Ruang bakar mesin diesel
Ruang bakar pada motor diesel lebih rumit di banding ruang bakar motor bensin. Bentuk ruang bakar pada motor diesel sangat menentukan kemampuan mesin, sebab ruang bakar tersebut direncanakan dengan tujuan agar campuran bahan udara dan bahan bakar menjadi homogen dan mudah terbakar sekaligus.
Ruang bakar motor diesel digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu:
a.    Tipe ruang bakar langsung (direct combustion chamber)
b.    Tipe ruang bakar tambahan (auxiliary combustion chamber)

3. Komponen-komponen Mesin Diesel
Komponen-komponen mesin Diesel tidak berbeda jauh dengan komponen mesin bensin. Kumpulan dari komponen-komponen (elemen) tersebut membentuk satu kesatuan dan saling bekerja sama disebut dengan engine. Engine tersebut akan bekerja dan menghasilkan tenaga dari proses pembakaran kemudian mengubahnya menjadi energi gerak serta mengubah gerak lurus piston menjadi gerak putar. Engine merupakan bagian utama untuk penggerek dalam rangkaian kendaraan. Sebagian besar dari kendaraan menggunakan model pembakaran dalam (Combussion Engine). Pada model tersebut proses pembakaran terjadi didalam silinder. Pada siklus 


kerja pembakaran, setelah didapat udara untuk dimampatkan dalam silinder oleh piston, bahan bakar (solar) disemprotkan kedalam silinder dengan menggunakan Fuel Injector, maka terjadilah proses pembakaran dan ekspansi dari proses tersebut menghasilkan tenaga. Dalam rangkaian mesin terdapat beberapa komponen yang membentuk satu kesatuan untuk menghasilkan tenaga. Komponen-komponen tersebut adalah :




3.1. Crankcase dan Cyclinder Sleeve

Crankcase atau bak engkol ditempatkan dibawah bagian blok silinder. Pada bagian atasnya dibuat sedemikian rupa untuk tempat poros engkol (crankshaft) yang ditumpu oleh bantalan-bantalan. Crankcase dibuat dari cast iron dan dibentuk rigid dengan konsentrasi tegangan dan perubahan bentuk yang sangat kecil. Cyclinder sleeve adalah dinding silinder atau dinding tempat pembakaran yang mempunyai permukaan halus.




3.2. Piston dan Ring Piston
Piston adalah komponen yang berfungsi untuk menerima tekanan atau ekspansi pembakaran kemudian diteruskan ke crankshaft melalui connecting rod. Komponen yang menghubungkan antara piston dengan connecting rod disebut piston pin. Untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran antara piston dengan dinding silinder dan masuknya minyak pelumas keruang bakar, maka pada bagian atas piston dipasang tiga buah ring piston yaitu dua ring untuk kompresi dan satu ring untuk pelumasan. Piston harus mempunyai sifat tahan terhadap tekanan tinggi dan dapat bekerja dalam kecepatan tinggi.
Pada mesin Colt Diesel ini, piston dibuat dari bahan alluminium alloys casting yang mempunyai sisi atau clereance antara piston dengan cyclinder sleeve. Piston pinyang digunakan adalah full floating, dimana tidak bebas bergerak terhadap piston pin, tetapi bebas bergerak terhadap conecting rod.
Piston ring berfungsi sebagai seal perapat untuk mencegah terjadinya kebocoran antara piston dengan dinding silinder dan mencegah masuknya minyak pelumas kedalam ruang bakar serta memindahkan sebagian besar panas piston ke dinding silinder.
Piston ring terbuat dari special cast iron dan diberi cut joint untuk memudahkan pemasangan kedalam alur yang terdapat pada piston. Untuk mesin Colt Diesel ini, permukaan setiap ring yang bergesekan adalah hard chrome plated, kecuali untuk yang kedua. Pada piston terdapat tiga ring yang terpasang, yaitu dua compression ring dan satu oil ring. Compression ring berfungsi untuk mencegah kebocoran gas selama langkah kompresi dan langkah kerja, sedangkan oil ring berfungsi untuk mengikis kelebihan minyak pelumas dari dinding silinder dan mencegahnya masuk kedalam ruang bakar.

Keterangan gambar 7 :
1. Piston
2. Oil Ring
3. 2 nd Compression Ring
4. 1 st Compression Ring

3.3.  Connecting Rod dan Connecting Rod Bearing.

Connecting rod adalah bagian yang menghubungkan antara piston dengan crankshaft. Connecting rod ini secara berulang-ulang bekerja dengan penuh kekuatan menerima beban. Oleh karena itu connecting rod dibuat dari bahan baja spesial.
Connecting rod bearing terdiri dari dua jenis yaitu jenis bearing model sisipan (insert bearing) dan jenis bearing model tuangan. Pada umumnya bearing model sisipan banyak digunakan karena dapat dipasang dengan tepat dan dapat diganti apabila rusak.

Keterangan gambar 8 :
1. Connecting Rod Bushing 5.   Upper Connecting Rod Bearing
2. Connecting Rod 6.   Lower Connecting Rod Bearing
3. Connecting Rod Cap A.  Tanda Untuk Meluruskan
4. Connecting Rod Bolt B.   Mass Mark

3.4. Crankshaft

Crankshaft mempunyai tugas penting mengubah gerak lurus menjadi gerak putar. Pada Colt Diesel ini, crankshaft yang digunakan adalah highly rigid die forging integral dengan balance weight. Balance weight dipasang untuk menjamin keseimbangan perputarannya. Pada ujung depan crankshaft, terdapat crankshaft pulleydan crankshaft gear yang diikat dengan baut. Crankshaft pulley memutar alternator dan water pump melalui V-Belt.
Pada mesin Colt Diesel ini, bahan main bearing terbuat dari bahan paduan khusus kelmet, yaitu bahan yang terbuat dari steel backing dengan campuran tembaga dan timah sebagai lapisannya. Lapisan ini lebih keras dari logam putih dan lebih tahan terhadap panas. Upper main bearing mempunyai oil groove dan lubang oilyang segaris dengan lubang oil pada crankshaft.

3.5. Flywheel

Flywheel merupakan piringan yang terbuat dari cast iron dan dibaut pada ujung crankshaft. Crankshaft hanya mendapatkan tenaga putaran dari langkah kerja saja. Agar crankshaft dapat bekerja pada langkah lainnya, crankshaft harus dapat menyimpan daya putaran yang diperolehnya. Bagian yang menyimpan tenaga putaran ini adalah flywheel. Pada sekeliling flywheel dipasang ring gear yang berhubungan dengan starter pinion.




3.6. Mekanisme Katup

Bagian-bagian yang menggerakkan membuka dan menutup katup pada waktu yang teratur disebut mekanisme katup. Mekanisme katup dibagi dalam beberapa susunan katup yaitu jenis katup sisi (side valve) dan jenis katup kepala (overhead valve). Pada mesin Colt Diesel ini katup yang digunakan adalah jenis overhead valve.
Bagian-bagian yang terdapat dalam mekanisme katup antara lain adalah sebagai berikut :
Kepala Katup: Merupakan bagian katup yang mempunyai bentuk kerucut 45o atau  30o. Bila katup tertutup, katup akan menempel dengan rapat pada kedudukan katup. Kepala katup dibuat dalam berbagai bentuk untuk mengurangi tahanan hisap dan menyempurnakan pendinginan.
Batang Katup: Batang katup dibuat untuk bergerak didalam penghantar batang katup, karena itulah katup harus dapat bergerak dengan baik. Pada bagian bawah batang katup terdapat alur untuk tempat penahanan pegas.
Pegas Katup: Pegas katup adalah pegas spiral yang bekerja menutupkan katup. Kebanyakan mesin dilengkapi dengan satu pegas katup pada setiap katup, tetapi ada juga yang menggunakan dua buah pegas yang mempunyai tegangan yang berbeda. Apabila tegangan pegas lemah, kemungkinan gas akan keluar dari katup dan tenaga mesin menjadi berkurang.
Push Rod: Push rod merupakan bagian batang kecil yang menghubungkan rocker arm dan valve lifter, yang berfungsi memindahkan gerakan lifter ke ujung rocker arm.
Rocker Arm: Rocker arm merupakan bagian yang dipasangkan diatas kepala silinder dan didukung pada bagian tengahnya oleh poros rocker arm. Bila push rodmengangkat keatas (menekan) salah satu  rocker arm, maka akan menekan ujung batang katup dan menyebabkan katup terbuka.

4. SISTEM PELUMASAN
4.1.      Pelumasan pada Mesin Colt Diesel
Dalam kontruksi mesin banyak sekali terdapat bagian komponen yang bergerak, komponen tersebut seperti piston, coneccting rod, crank shaft, cam shaft, katup, dan masih banyak komponen-komponen lain. Pelumasan dimaksudkan untuk mengurangi gesekan langsung antara dua bagian (komponen) yang berhubungan.
Pada mesin Colt Diesel ini, minyak pelumas dipompakan oleh oil pump. Tipe oil pump yang digunakan adalah tipe gear. Selain sebagai bahan untuk pelumasan, minyak pelumas mempunyai fungsi-fungsi lain yaitu :
Mengurangi panas dengan cara mengambil panas dari komponen-komponen mesin yang dilaluinya dan mengusahakan gesekan sekecil mungkin.
Mengeluarkan (mengambil) kotoran-kotoran yang terdapat pada komponen-komponen mesin yang dilaluinya sehingga dapat mencegah proses korosi.

4.2. Komponen-komponen utama Sistem Pelumasan
42.1. Oil Pump


Oil pump menghisap oli dari crankcase dan menyalurkan keseluruh komponen mesin. Oil filter dipasangkan pada lubang  masuk pompa oli (oil pump inlet) untuk menyaring kotoran-kotoran. Pada Colt Diesel untuk engine 4D31 dan 4D34 oil pump digerakkan oleh camshaft skew gear. Sedangkan untuk engine 4D33 oil pumpdigerakkan oleh camshaft gear. Oil pump yang digunakan adalah model roda gigi. Pada model ini, terdapat dua buah roda gigi yang berkaitan. Bila salah satu roda gigi berputar, maka roda gigi lain akan ikut berputar berlawanan arah. Oleh karena itu, oli yang terdapat diantara celah-celah dua buah roda gigi didesak dari lubang masuk kelubang buang.
Oil pump jenis ini sangat sederhana tetapi dapat bekerja dengan baik. Oil pump digerakkan oleh putaran crankshaft melalui crankshaft gear yang putarannya berlawanan arah dengan putaran oil pump gear. Apabila tekanan oli meningkat menjadi lebih tinggi dari tekanan standar, oli akan dikembalikan ke oil pump oleh kerjarelief valve. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemacetan pada sistem pelumasan oleh karena tekanan yang berlebihan. Relief valve dipasang pada oil pump.






4.2.2. Oil Cooler

Oil cooler adalah alat yang digunakan untuk merubah panas antara coolant dan oli yang bertekanan. Oil cooler mempunyai sebuah bypass valve.
Bypass valve akan bekerja apabila kekentalan oli tinggi atau saat oil cooler element tersumbat. Hal tersebut akan menyebabkan tahanan aliran menjadi tinggi, sehingga bypass valve akan terbuka agar oli kembali secara langsung ke oil filter element tanpa melalui oil cooler.

Regulator valve akan bekerja bila tekanan oli pada main oil gallery menjadi lebih tinggi dari nilai standar. Regulator valve akan membuka agar oli kembali ke oil pan. Dengan demikian tekanan oli akan kembali standar.



4.2.3. Oil Filter
Dalam jangka waktu tertentu, oli akan kotor. Hal ini di sebabkan adanya partikel-partikel logam, kotoran dari udara, karbon serta bahan-bahan lain yang masuk ke dalam oli. Bagian-bagian berat akan mengendap, sedangkan bagian-bagian yang ringan akan ikut terbawa melumasi mesin yang akan memperbesar keausan dan kemungkinan panas yang berlebihan (over heating)
Pada oil pump cover terdapat sebuah relief valve yang berfungsi mengembalikan oli ke oil pan apabila tekanan melebihi nilai standar. Hal ini di lakukan untuk menghindari overload pada sistem pelumasan.






4.3. Beberapa Pelumasan pada Komponen-komponen Mesin
Komponen-komponen mesin yang saling berhubungan perlu dilumasi untuk memperkecil keausan serta menghindari korosi, sehingga umur pemakaian mesin akan lebih panjang dan menjadikan kinerja mesin lebih baik lagi.
4.3.1. Pelumasan pada Conecting Rod, Piston dan Main Bearing

Pada pelumasan ini, terdapat lubang oli yang menghubungkan main oil gallery ke setiap bearing. Oli mengalir masuk melalui lubang oli yang terdapat padacrankshaft untuk melumasi connecting rod bearing kemudian masuk melalui lubang yang terdapat pada connecting rod untuk melumasi connecting rod small end bushing. Oli disemprotkan dari oil jet yang terdapat pada connecting rod small end untuk melumasi piston.





























4.3.2. Pelumasan pada Camshaft dan Mekanisme katup

Camshaft bushing dilumasi oleh oli yang mengalir melalui saluran main oil gallery ke setiap bushing. Pada bagian ujung depan camshaft journal terdapat lubang oli yang menyalurkan oli untuk melumasi camshaft gear dan mekanisme katup. Oli masuk ke rocker shaft braket bagian depan, kemudian masuk ke rocker shaft dan melumasi setiap rocker bushing. Pada saat yang sama, oli memancar dari lubang yang terdapat pada bagian atas rocker arm untuk melumasi permukaan atas dimana terdapat valve cam dan valve stem. Oli masuk ke lubang push rod pada cyclinder head dan crankshaft untuk melumasi cam sebelum kembali ke oil pan.


4.3.3. Pelumasan Timming Gear

Oli yang melewati main oil gallery mengalir melalui bagian dalam camshaft dan idler shaft, untuk melumasi setiap gear selama berputar. Pada bagian dalam timming gear case terdapat oil jet yang secara otomatis memberikan tekanan pelumasan secara konstan. Pada idler gear, shaft dilengkapi oil jet untuk pelumasan auto timmer.
Oil jet dipasang pada bagian bawah komponen main oil gallery pada setiap silinder dan mendinginkan piston dengan menyemprotkan oli kearah bagian dalampiston. Oil jet dipasang dengan check valve yang membuka dan menutup berdasarkan tekanan yang ditentukan. Check valve menutup pada putaran rendah, hal ini dilakukan untuk mencegah meningkatnya tekanan volume oli pada komponen sistem pelumasan.

Sumber: Amiandi


Teori Mesin Diesel
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwu5DAhgc0YtlI6D2u2gPAW6pl9wjcuMHoZTphja58C5anaEhVnc99PhdIXO1FkEV8OIP_QvbEuylzVc5QXIRU4bUcDQFz3H_vKNoQp_MfOAoo8ny0j3YdljFy1DcC2erOvOUufIlXtqU/s72-c/1337830355_383650364_3-JUAL-SUKU-CADANG-GENSET-ORIGINAL-PERKINS-DEUTZ-YANMAR-MAN-02151175455-Bisnis-Industri.jpg
View detail
HARTECH - YANMAR

HARTECH - YANMAR

Salah satu engine genset Hartech adalah Yanmar, berikut katalog Hartech dengan engine Yanmar :



MODEL
HARTECH YANMAR
HT-8Y (SILENT TYPE)
HT-8Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

3TNE74G1A
3TNE74G1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
8
8
KW
6
6
NO OF CYLINDER
3
3
BORE X STROKE
74.0x78.0 (mm)
74.0x78.0 (mm)
PISTON DISPL.
1.000 (ltr)
1.000 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
1.90 (75% load) 2.50 (100% load)
1.90 (75% load) 2.50 (100% load)
OIL CAPACITY
2.30 (ltr)
2.30 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
1250 (mm)
1000 (mm)
WIDTH
700 (mm)
700 (mm)
HEIGHT
850 (mm)
1400 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

425 (kg)
310 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

35 (ltr)
35 (ltr)




MODEL
HARTECH YANMAR
HT-12Y (SILENT TYPE)
HT-12Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

3TNE84G1A
3TNE84G1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
12
12
KW
9
9
NO OF CYLINDER
3
3
BORE X STROKE
84.0x90.0 (mm)
84.0x90.0 (mm)
PISTON DISPL.
1.490 (ltr)
1.490 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
2.40 (75% load) 3.20 (100% load)
2.40 (75% load) 3.20 (100% load)
OIL CAPACITY
6.90 (ltr)
6.90 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
1700 (mm)
1250 (mm)
WIDTH
750 (mm)
700 (mm)
HEIGHT
970 (mm)
1600 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

715 (kg)
420 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

40 (ltr)
50 (ltr)




MODEL
HARTECH YANMAR
HT-16Y (SILENT TYPE)
HT-16Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

4TNE84G1A
4TNE84G1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
16
16
KW
12
12
NO OF CYLINDER
4
4
BORE X STROKE
84.0x90.0 (mm)
84.0x90.0 (mm)
PISTON DISPL.
1.990 (ltr)
1.990 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
3.10 (75% load) 3.90 (100% load)
3.10 (75% load) 3.90 (100% load)
OIL CAPACITY
7.90 (ltr)
7.90 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
1900 (mm)
1350 (mm)
WIDTH
850 (mm)
700 (mm)
HEIGHT
1050 (mm)
1600 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

849 (kg)
450 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

50 (ltr)
50 (ltr)




MODEL
HARTECH YANMAR
HT-22.5Y (SILENT TYPE)
HT-22.5Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

4TNE84TG1A
4TNE84TG1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
22
22
KW
18
18
NO OF CYLINDER
4
4
BORE X STROKE
84.0x90.0 (mm)
84.0x90.0 (mm)
PISTON DISPL.
1.990 (ltr)
1.990 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
4.10 (75% load) 5.40 (100% load)
4.10 (75% load) 5.40 (100% load)
OIL CAPACITY
7.90 (ltr)
7.90 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
1900 (mm)
1450 (mm)
WIDTH
850 (mm)
700 (mm)
HEIGHT
1050 (mm)
1700 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

864 (kg)
480 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

50 (ltr)
50 (ltr)




MODEL
HARTECH YANMAR
HT-35Y (SILENT TYPE)
HT-35Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

4TNE98G1A
4TNE98G1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
35
35
KW
28
28
NO OF CYLINDER
4
4
BORE X STROKE
98.0x110.0 (mm)
98.0x110.0 (mm)
PISTON DISPL.
3.310 (ltr)
3.310 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
5.67 (75% load) 7.56 (100% load)
5.67 (75% load) 7.56 (100% load)
OIL CAPACITY
10.20 (ltr)
10.20 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
2200 (mm)
1500 (mm)
WIDTH
900 (mm)
700 (mm)
HEIGHT
1140 (mm)
1700 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

1150 (kg)
850 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

70 (ltr)
50 (ltr)




MODEL
HARTECH YANMAR
HT-60Y (SILENT TYPE)
HT-60Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

4TNE106TG1A
4TNE106TG1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
60
60
KW
48
48
NO OF CYLINDER
4
4
BORE X STROKE
106.0x125.0 (mm)
106.0x125.0 (mm)
PISTON DISPL.
4.410 (ltr)
4.410 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
9.38 (75% load) 12.50 (100% load)
9.38 (75% load) 12.50 (100% load)
OIL CAPACITY
14.00 (ltr)
14.00 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
2400 (mm)
2000 (mm)
WIDTH
1000 (mm)
800 (mm)
HEIGHT
1250 (mm)
1900 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

1305 (kg)
920 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

100 (ltr)
140 (ltr)
Salah satu engine genset Hartech adalah Yanmar, berikut katalog Hartech dengan engine Yanmar :



MODEL
HARTECH YANMAR
HT-8Y (SILENT TYPE)
HT-8Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

3TNE74G1A
3TNE74G1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
8
8
KW
6
6
NO OF CYLINDER
3
3
BORE X STROKE
74.0x78.0 (mm)
74.0x78.0 (mm)
PISTON DISPL.
1.000 (ltr)
1.000 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
1.90 (75% load) 2.50 (100% load)
1.90 (75% load) 2.50 (100% load)
OIL CAPACITY
2.30 (ltr)
2.30 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
1250 (mm)
1000 (mm)
WIDTH
700 (mm)
700 (mm)
HEIGHT
850 (mm)
1400 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

425 (kg)
310 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

35 (ltr)
35 (ltr)




MODEL
HARTECH YANMAR
HT-12Y (SILENT TYPE)
HT-12Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

3TNE84G1A
3TNE84G1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
12
12
KW
9
9
NO OF CYLINDER
3
3
BORE X STROKE
84.0x90.0 (mm)
84.0x90.0 (mm)
PISTON DISPL.
1.490 (ltr)
1.490 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
2.40 (75% load) 3.20 (100% load)
2.40 (75% load) 3.20 (100% load)
OIL CAPACITY
6.90 (ltr)
6.90 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
1700 (mm)
1250 (mm)
WIDTH
750 (mm)
700 (mm)
HEIGHT
970 (mm)
1600 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

715 (kg)
420 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

40 (ltr)
50 (ltr)




MODEL
HARTECH YANMAR
HT-16Y (SILENT TYPE)
HT-16Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

4TNE84G1A
4TNE84G1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
16
16
KW
12
12
NO OF CYLINDER
4
4
BORE X STROKE
84.0x90.0 (mm)
84.0x90.0 (mm)
PISTON DISPL.
1.990 (ltr)
1.990 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
3.10 (75% load) 3.90 (100% load)
3.10 (75% load) 3.90 (100% load)
OIL CAPACITY
7.90 (ltr)
7.90 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
1900 (mm)
1350 (mm)
WIDTH
850 (mm)
700 (mm)
HEIGHT
1050 (mm)
1600 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

849 (kg)
450 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

50 (ltr)
50 (ltr)




MODEL
HARTECH YANMAR
HT-22.5Y (SILENT TYPE)
HT-22.5Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

4TNE84TG1A
4TNE84TG1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
22
22
KW
18
18
NO OF CYLINDER
4
4
BORE X STROKE
84.0x90.0 (mm)
84.0x90.0 (mm)
PISTON DISPL.
1.990 (ltr)
1.990 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
4.10 (75% load) 5.40 (100% load)
4.10 (75% load) 5.40 (100% load)
OIL CAPACITY
7.90 (ltr)
7.90 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
1900 (mm)
1450 (mm)
WIDTH
850 (mm)
700 (mm)
HEIGHT
1050 (mm)
1700 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

864 (kg)
480 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

50 (ltr)
50 (ltr)




MODEL
HARTECH YANMAR
HT-35Y (SILENT TYPE)
HT-35Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

4TNE98G1A
4TNE98G1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
35
35
KW
28
28
NO OF CYLINDER
4
4
BORE X STROKE
98.0x110.0 (mm)
98.0x110.0 (mm)
PISTON DISPL.
3.310 (ltr)
3.310 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
5.67 (75% load) 7.56 (100% load)
5.67 (75% load) 7.56 (100% load)
OIL CAPACITY
10.20 (ltr)
10.20 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
2200 (mm)
1500 (mm)
WIDTH
900 (mm)
700 (mm)
HEIGHT
1140 (mm)
1700 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

1150 (kg)
850 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

70 (ltr)
50 (ltr)




MODEL
HARTECH YANMAR
HT-60Y (SILENT TYPE)
HT-60Y (0PEN TYPE )
ENGINE TYPE

4TNE106TG1A
4TNE106TG1A
ENGINE DATA
ENGINE
Yanmar
Yanmar
Kva
60
60
KW
48
48
NO OF CYLINDER
4
4
BORE X STROKE
106.0x125.0 (mm)
106.0x125.0 (mm)
PISTON DISPL.
4.410 (ltr)
4.410 (ltr)
FUEL CONSUMPTION (L/H)
9.38 (75% load) 12.50 (100% load)
9.38 (75% load) 12.50 (100% load)
OIL CAPACITY
14.00 (ltr)
14.00 (ltr)
APPROXIMATE DIMENSION
LENGTH
2400 (mm)
2000 (mm)
WIDTH
1000 (mm)
800 (mm)
HEIGHT
1250 (mm)
1900 (mm)
APPROXIMATE WEIGHT

1305 (kg)
920 (kg)
FUEL TANK CAPACITY

100 (ltr)
140 (ltr)
HARTECH - YANMAR
View detail
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INDAH MITRA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger